Saturday, December 1, 2012

Will You Catch Me When I Fall?

"How to be brave
How can I love when I'm afraid to fall.."

Kutipan di atas itu pasti banyak orang tahu itu dari lagunya Christina Perri - A Thousand Years. Thing is, that part of the song is now so me. How could it be?

Well, pada dasarnya aku lagi galau. Galau? Banyak sih yang bilang kalo aku itu dikit-dikit galau. Ya, habis mau gimana lagi, orang emang kenyataannya kek gitu. Bukannya apa-apa, tapi emang lagi bingung dan gak tau harus gimana dan emang perasaannya lagi gak enak. Yaudah, kata apalagi coba yg bisa mendeskripsikan hal itu selain kata 'galau'? :D

Yak, lanjut. Jadi ceritanya begini. 
Belum berapa lama ini aku kenal sama seseorang. Cowoklah pastinya, karena gini-gini juga aku masih normal. Nah, si cowok ini, sebut saja si J, dia sekampus sama aku. Bedanya, dia baru masuk kuliah tahun ini, sementara ini udah tahun terakhirku. Ya, you can conclude deh kalo dia brondong. Dan emang brondong. :D

Gimana bisa kenal? Gampang bangetlah, secara kita sefakultas ini. Dan juga, bukannya sombong tapi ini kenyataan, aku adalah tipikal orang sibuk di kampus, jadi ikut ini-itu gitu sampe banyak orang yang kenal (cuma sebatas sefakultas doang sih). Dan intinya, demi suatu acara yang lagi kugarap, aku butuh seorang cowok, dan kriterianya cukup susah, kerena butuhnya cowok putih berpenampilan menarik yang bisa nyanyi dan nari. Hm, bukannya mau rasis, mau pilih-pilih, atau apa, tapi emang itu yang dibutuhin karena dia bakal dipake buat jadi salah satu cast di drama. Yak, jadi emang aku ini salah satu pengurus drama tahunan di fakultasku. 

Singkat cerita, setelah pontang-panting ke sana - ke mari, dapetlah si J ini. Awal mulanya emang aku gak kenal. Tapi terus aku berusaha untuk kenal lewat salah satu acara yang diadakan juga oleh fakultas (makrab), yang kebetulan di kegiatan itu aku jadi panitianya dan dia jadi pesertanya. Intinya aku mulai dari situ aku jadi berani deketin dia. Memang awalnya tujuanku deketin dia itu murni karena drama, karena waktu pertama kali ngeliat dia, di bayanganku dia itu biasa aja. Kurang tinggi, biarpun gak pendek, jadi tetep aja belum memenuhi standar tipeku (ini emang akunya yang nggaya kok). Tapi, setelah suatu kejadian di acara makrab itu, aku jadi makin tertarik sama si bocah yang usianya tiga tahun lebih muda ini. Agak lame sih, tapi ya mau gimana lagi, kenyataannya gitu ok. Jadi aku ini terpesona bukan karena tampangnya tapi karena akhlaknya. He's such a good boy. Aku kagum sama dia karena dia bener-bener keren sebagai seorang Muslim. Enggak lebai, tapi kusyuk. Hm, gimana ya jelasinnya. Ya, intinya he's a good Muslim lah. :D

Lanjut! Setelah sekitar dua bulanan menjalin hubungan. Bukan hubungan asmara, tapi hanya  hubungan pekerjaan dan hubungan senior-junior, there's something different that I feel. Ya, bedanya adalah you can judge by yourself perbedaan apa yang kurasakan. Jangan salah, ini terjadi karena emang dianya juga beberapa kali mengindikasikan hal-hal yang mengarah ke sana. Ya, mungkin bisa jadi akunya yang keGRan, tapi namanya juga cewek, gampang banget keGRan kan? Dan pada dasarnya, dari awal aku selalu bilang pada diriku sendiri bahwa aku cuma tertarik doang sama dia dan aku nggak mau jatuh lagi ke lubang yang sama.

Belum berapa lama ini juga I felt how painful knowing your heart crushes into pieces. Jadi aku belum siap buat mengalami kejadian begituan lagi dalam waktu dekat. Jadi ya kuputuskan buat gak falling dulu. Tapi pertanyaannya di sini adalah apakah aku mampu? To be honest, I'm afraid of falling. No, I'm not afraid of falling, but I'm afraid of being broken hearted again.